Teknik Pembuatan Tepung Mocaf





Jual Formula Bio-Mocaf
Telp. 087731375234


Tepung mocaf (modified cassava flour) adalah salah satu produk olahan singkong yang saat ini sedang naik daun. Tepung mocaf menjadi salah satu alternatif pengganti terigu untuk kebutuhan berbagai aneka olahan makanan seperti kue, roti, mie, bakso, dan lain-lain. Karakteristiknya cukup bagus warna putih, tidak berbau singkong, lembut, mampu menjadi bahan subtitusi 30-100 % tergantung karakteristik produk yang akan dibuat. Ketersediaan singkong di Indonesia yang begitu melimpah dan varietas yang begitu banyak merupakan potensi yang menjajikan untuk menghasilkan tepung mocaf.
Proses produksi tepung mocaf relatif mudah dan tidak memerlukan teknologi yang tinggi. Dengan teknik fermentasi dihasilkan tepung mocaf yang  memiliki karakteristik dan kualitas hampir menyerupai tepung terigu. Selama proses fermentasi terjadi penghilangan komponen penimbul warna seperti pigmen pada singkong kuning dan protein yang dapat menyebabkan warna coklat ketika pemanasan. Tanpa pemecahan selulosa, proses pengolahan singkong hanya menghasilkan tepung gaplek dan aroma singkongnya pun masih kuat. Dengan perlakuan fermentasi tersebut didapatkan tepung  mocaf yang bertekstur halus, warna lebih putih dan aroma singkong juga hilang. Proses produksi tepung mocaf tidak lah sulit. Alur proses produksi tepung mocaf (modified cassava flour) adalah sebagai berikut:
  1. Sortasi Dan Penimbangan.
Sebelum singkong diproses, disortasi terlebih dahulu untuk memisahkan singkong yang rusak dan tidak memenuhi standar mutu, kemudian setelah itu dilakukan penimbangan agar dapat diketahui berat kotor dan berat bersih sehingga dapat dianalisis total produk jadi dan dapat dihitung tingkat kegagalan.
  1. Pengupasan.
Pengupasan kulit singkong dapat dengan menggunakan pisau. Kulit singkong ini ditampung dengan menggunakan ember untuk diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis misalnya dibuat menjadi produk ceriping kulit singkong atau pakan ternak. Singkong yang telah dikupas sebaiknya ditampung dalam bak atau ember yang berisi air sehingga tidak menyebabkan timbulnya warna kecoklatan dan sekaligus menghilangkan asam sianida (HCN).
  1. Pencucian
Setelah dikupas, kemudian singkong dicuci dengan menggunakan air bersih. Hindari penggunaan air yang mengandung kaporit atau terkontaminasi bahan kimia. Penggunaan air yang mengandung kaporit akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri fermentasi terhambat.
  1. Slicing / chiping (pemotongan).
Singkong yang telah dicuci bersih kemudian dipotong-potong tipis-tipis berbentu chip berukuran kurang lebih 0.2- 0.3 cm. Pemotongan bisa secara manual dengan menggunakan pisau atau dengan menggunakan mesin slicing.
  1. Fermentasi / Perendaman.
Proses fermenasi chips singkong dilakukan dengan menggunakan drum plastik yang diisi air kemudian dilarutkan starter Bio-Mocaf yang mampu menghidrolisis pati. Perendaman chip singkong diupayakan sedemikian hingga seluruh chip singkong tertutup air.
  1. Pencucian.
Setelah proses fermentasi selesai kurang lebih 30 jam, kemudian dilakukan pencucian kembali untuk menghilangkan sifat asam pada chips singkong hingga tidak berasa dan tidak berbau. lebih cepat kering.
  1. Pengeringan / Penjemuran.
Setelah chips dicuci bersih, kemudian tiriskan dengan menggunakan penjemuran terbuat dari anyaman bambu/tampah, plat seng dengan ukuran bisa 120 cm x 60 cm, atau dapat dengan menggunakan terpal. Pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan energi matahari. Penjemuran dengan menggunakan terpal lebih praktis penanganannya jika terjadi hujan. Penjemuran dengan mengunakan nampan dari plat lebih cepat kering. Jika panas matahari normal maka penjemuran dapat dilakukan minimal 3 hari. Penjemuran dengan menggunakan energi matahari ini memerlukan lahan yang datar, luas, lapang dan tidak terhalang oleh pepohonan. Jika kita menginginkan kapasitas besar dan tidak bergantung pada  pengeringan dengan energi matahari, maka bisa dilakukan dengan mesin pengering yang kapasitas lebih cepat dan besar.
  1. Penepungan.
Setelah chips singkong betul-betul kering hingga mencapai kadar air maksimal 13%, selanjutnya dapat dilakukan proses penggilingan dengan menggunakan mesin penepung.
  1. Pengayakan
Pengayakan dilakukan untuk mengasilkan tepung mocaf yang lembut. Pengayakan dapat dilakukan secara manual menggunakan saringan atau dengan menggunakan mesin sehingga kapasitasnya lebih besar dan waktu yang digunakan lebih singkat dengan mesh 80-100.
10. Pengemasan
Setelah menjadi produk tepung kemudian dikemasi sesuai ukuran yang kita kehendaki. Jenis kemasan sesuai dengan tujuan pasar, kemasan plastik umumnya digunakan untuk produk eceran, sedangkan kemasan karung umumnya pemasaran ke industri atau pedagang besar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Caracteriztic of Aspergillus niger

Caracteriztic of Aspergillus oryzae

Bacillus polymyxa