Fusarium solani sebagai Inokulan Gaharu
Jual culture Fusarium solani
087731375234
Gaharu adalah hasil hutan bukan kayu dengan nilai ekonomis tinggi yang dihasilkan terutama oleh genus Aquilaria dan Gyrinops sebagai bentuk pertahanan terhadap adanya mikroorganisme (Fungi) ataupun senyawa kimia ataupun perlukaan fisik kepada tanaman tersebut. Komoditi ini banyak digunakan dalam industri parfum, kosmetik dan farmasi. Oleh karena itulah gaharu merupakan komoditi ekspor yang menjanjikan dengan harga mencapai 675 USD per kg (Barden, 2000). Salah satu provinsi di Indonesia yang potensial menghasilkan gaharu adalah Nusa Tenggara Barat dengan tanaman penghasil gaharu endemik Gyrinops versteegii (Mulyaningsih and Yamada, 2007). Sebagai komoditi ekspor bernilai ekonomis tinggi, gaharu sangat potensial untuk dieksploitasi dalam rangka mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang tingkat kesejahteraan penduduknya tergolong cukup rendah (Siddik, 2010) Dilain pihak, eksploitasi besar-besaran gaharu alam terutama yang dilakukan secara non-selektif menyebabkan terjadinya penurunan signifikan terhadap populasi Gyrinops versteegii sehingga masuk CITES appendix II sebagai spesies yang terancam punah (Schmidt, 2011).
Oleh karena itu diperlukan upaya budidaya terhadap spesies ini sehingga ekspor komoditi gaharu tetap berjalan tanpa mengancam kelestarian populasi tanaman penghasil gaharu. Menurut Santoso et al. (2011a), keberhasilan budidaya gaharu menghasilkan produk gubal gaharu berkualitas tinggi sangat ditentukan oleh fungi inokulan yang diinokulasikan pada pohon gaharu budidaya. Salah satu fungi yang cocok dan banyak digunakan untuk inokulasi gaharu budidaya di Indonesia adalah Fusarium solani, Fusarium moniliforme, dan lain-lain. Dengan optimasi pertumbuhan yang tepat, maka Fusarium sp. dapat menginduksi pembentukan gaharu.
Gaharu terbentuk di dalam batang Gyrinops versteegii melalui bio-induksi oleh kapang Fusarium sp. Keberhasilan Fusarium menginduksi pelepasan resin sebagai bahan dasar gaharu sangat tergantung pada berbagai faktor. Medium pertumbuhan jamur menentukan kualitas gaharu yang diinduksi pada G. versteegii. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan seleksi isolat Fusarium yang mampu menginduksi pembentukan gaharu berdasarkan kemampuan tumbuh dan produksi konidia pada berbagai medium alternatif. Medium alternatif yang digunakan diantaranya: medium serbuk kayu, medium sebuk kayu G. versteegii, medium tauge serta medium kentang (PDA) yang digunakan sebagai kontrol. Berdasarkan data pertambahan diameter koloni, pertumbuhan tiap isolat pada medium tauge lebih baik dibandingkan PDA.
Produksi konidia tiap isolat pada medium tauge juga lebih tinggi dibandingkan medium kontrol PDA. Rerata diameter koloni dan produksi spora tiap isolat pada medium kayu pre-treatment akuades paling mendekati PDA (kontrol). Oleh karena itu media tauge dan kayu pre-treatment akuades merupakan medium alternatif sangat potensial digunakan sebagai media inokulan Fusarium penginduksi gaharu.
Komentar
Posting Komentar