Ayam Broiler
Ayam Pedaging (Broiler) adalah merupakan ayam ras yang permintaannya
cukup tinggi di Indonesia, oleh karena itu pangsa pasarnya cukup
besar.Keunggulan ayam broiler adalah mampu tumbuh cepat sehingga dapat
menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat 35-40 hari.Ayam broiler
mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak.Di
Indonesia peternakan ayam broiler cukup banyak, baik perusahaan besar atau
peternak kecil.Pasar ayam broiler masih terbuka lebar, ini merupakan peluang
bisnis yang masih menjajikan.Sebelum memulai bisnis budidaya ayam broiler
penting sekali untuk dipertimbangkan aspek pasar yaitu kemana harus menjual
hasil panen dan harga jual, lokasi budidaya yang stategis tidak mengganggu
lingkungan, teknik budidaya, manajemen kesehatan ternak, ketersediaan pakan,
dan analisa ekonomi. Secara sederhana teknik budidaya ayam broiler adalah
sebagai berikut:
A. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh
gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih,
mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih
B. Pemilihan Lokasi Ideal
Lokasi kandang.Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari
pemukiman penduduk, udah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air,
arahnya membujur dari timur ke barat.Pergantian udara dalam kandang.Ayam
bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.Supaya kebutuhan
oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.Kemudahan mendapatkan
sarana produksi. Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko
sarana peternakan.
C. Tata Laksana
Pemeliharaan
1. Pemeliharaan awal
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa
panggung (litter).Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran
langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan
lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih
banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga
kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk
pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal
untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka
tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa
yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress,
pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
2. Pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan.Pakan yang diberikan harus
memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari
(Average Daily Gain/ADG) tinggi.Pemberian pakan dengan sistem ad libitum
(selalu tersedia/tidak dibatasi).Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka
jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi
2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari),
yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut
penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20
%.Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya.Penambahan POC NASA lewat air
minum dengan dosis 1 – 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan
dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1
cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion
Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi
total bobot ayam yang dipanen.
Contoh perhitungan :Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat
rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih
efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).Penggunaan
POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh
ayam untuk menimbulkan kekebalan alami.Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo.Dilaksanakan
pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada
umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.
4. Penyakit Pada Ayam
Broiler
i. Tetelo (Newcastle Disease/ND).
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel
darah.Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang
berkumpul pada tempat yang hangat.Setelah 1 – 2 hari muncul gejala syaraf,
yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati.
Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam
lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan,
maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga
agar lantai kandang tetap kering.
ii. Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD).
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan virus golongan Reovirus.Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan,
ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh
bergetar-getar.Sering menyerang pada umur 36 minggu.Penularan secara langsung
melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang
tercemar.Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah
pencegahan dengan vaksin Gumboro.
iii. Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease).
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri
Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus
keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas.Pada ayam muda menyebabkan tubuh
lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau,
kuning keputih-keputihan.Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui
perantara seperti alat-alat.Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang
sesuai. .
iv.Berak Kapur (Pullorum).
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat
adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering
menjadi seperti serbuk kapur.Disebabkan oleh bakteri Salmonella
pullorum.Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi.Penularan
melalui kotoran.Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang
sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.Infeksi
bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau
stres.Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang
kotor, serta cuaca yang jelek.Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres
adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara
drastis.Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan.
Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi
kandang yang baik. Pemberian multi-vitamin yang mengandung berbagai mineral
penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain
serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam,
ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.
Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine
, Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein
untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuhVitamin-vitamin lengkap, yaitu
A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.
5. Sanitasi/Cuci Hama
Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen.Dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran
limbah budidaya sebelumnya.Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai
kandang.Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan
formalin, untuk membunuh bibit penyakit.Setelah itu dibiarkan minimal selama 10
hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang
tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar