Pembuatan Nata De Soya
Jual Bibit Acetobacter xylinum
Nata
de soya adalah produk olahan limbah cair industry tahu tempe. Pada umumnya nata
diolah dari bahan air kelapa yang dikenal dengan nata de coco yang sudah
familier sebagai produk minuman kemasan yang banyaki diminati banyak kalangan.
Nata de soya secara umum memiliki karakteristik yang hamper sama dengan nata de
coco hanya saja warnanya agak sedikit coklat, namun hal ini dapat dilakukan
proses pencucian berulang sehingga menjadi lebih putih. Proses produksi nata de
soya menggunakan bakteri Acetobacter xylinum sebagaimana pada proses pembuatan
nata de coco. Bahan tambahan pada proses pembuatan nata de soya adalah gula
pasir, asam cuka, dan ammonium sulfat / ZA food grade (mutu pangan).
Nata
de soya memiliki tekstur yang cukup baik, tidak kalah dengan nata de coco.
Kadar seratnya yang cukup tinggi dan memiliki cita rasa yang nikmat sebagai
bahan baku minuman instan sehingga nata de soya mampu bersaing dengan nata de
coco. Sebagaimana kita ketahui bahwa pasar nata de coco sebagai produk pangan
yaitu minuman kemasan dan aneka produk olahan lainnya sangat tinggi baik pasar
domestik maupun pasar luar negeri. Permintaan bahan nata oleh pabrik minuman
kemasan sangat tinggi per hari mencapai ratusan ton bahan mentah nata berupa
lembaran atau potongan. Kebutuhan produk nata yang sangat tinggi tersebut,
menjadi peluang bisnis bagi para petani nata untuk bermitra dengan perusahaan
besar yang ada di tanah air. Selain sebagai produk pangan, di negara maju
seperti Jepang, saat ini nata telah dikembangkan sebagai produk non-pangan
yaitu bahan baku elektronik dan komposit baja ringan.
Melihat
potensinya yang sangat besar tersebut Indonesia memiliki peluang yang sangat
besar untuk mengolah aneka limbah pangan menjadi produk nata. Saat ini, di
pasaran sudah familier produk nata dari bahan air kelapa (nata de coco), limbah
cair olahan kedelai (nata de soya), umbi singkong atau limbah cair pengolahan
industri singkong (nata de cassava). Masing-masing produk nata dari bahan baku
baku yang berbeda tersebut memiliki aroma khas, tekstur dan tampilan yang
sedikit berbeda. Namun, secara umumnya memiliki prospek pasar yang sama besar,
meskipun saat ini produk nata de coco lebih familier dan permintaanya paling
tinggi.
Proses Produksi Nata De Soya
Limbah
cair industri tahu-tempe yang telah didiamkan kurang lebih 2-3 hari (agar pH
turun 3-4 sehingga asam), disaring dengan kain kasa agar kotoran-kotoran dan partikel
kasar dapat dipisahkan. Media 50 liter limbah cair tahu atau tempe kemudian
direbus dengan panci dengan tungku berbahan bakar kayu, ditambahkan ZA food
grade 100 gram, gula pasir 200 gram, asam cuka secukupnya sehingga pH 3-4.
Langkah selanjutnya adalah proses perebusan tujuannya adalah untuk sterilisasi
media. Kemudian dalam keadaan panas larutan dituangkan ke dalam nampan yang
sudah disiapkan dengan penutup koran yang telah diikat dengan karet ban. Susun
nampan yang telah diisi media larutan tersebut pada rak. Setiap nampan dituangi
larutan sebanyak 1,2 – 1,5 liter. Nampan dapat disusun bertingkat 5-10 nampan
dengan bersilangan. Setelah dingin kurang lebih 5-7 jam, media larutan dalam
nampan tersebut diinokulasi dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylnum
kurang lebih 10% dari media larutan dalam nampan. Proses fermentasi akan
berlangsung 7 – 10 hari. Lakukan pemanenan dan cuci bersih. Tampung nata de
soya hasil panen dalam drum plastik yang diisi dengan air. Penyimpanan akan
dapat bertahan lama apabila selalu diganti dengan air.
Komentar
Posting Komentar