Budidaya Gaharu

 



Jual Inokulan Fusarium solani

087731375234

Gaharu merupakan salah satu komoditas hasil hutan yang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki nilai jual yang tinggi. Gaharu menghasilkan aroma wangi yang khas sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam diantaranya diolah sebagai kosmetik,parfum, dupa, kerajinan, aroma terapi dan lain-lain. Wangi harum pada gaharu disebabkan oleh kandungan kimia yaitu komponen utama berupa furanoid sesquiterpen diantarnya -garofuran-agarofuran dan agarospirol selain itu gaharu juga mengandung kromon yang biasanya menyebabkan bau harum dari gaharu ketika dibakar.

 Saat ini, budidaya tanaman gaharu sudah banyak diminati dan dikembangkan di beberapa daerah diantaranya di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kalimantan. Sedangkan pasar gaharu Indonesia yang paling utama adalah negara-negara antara lain Saudi Arabia, Bahrain, Kuait, Yman, Uni Emirate Arab, Turki, Iran, dan Oman. Selain itu negara Sigapura, Cina, Hongkong, Taiwan, dan Jepang termasuk negara pengimport gaharu.

Menurut badan standarisasi nasional (2011) gaharu terbagi menjadi 3 klarifikasi yaitu gubal gaharu, kemendangan serta abu gaharu. Penetapan mutu gaharu didasarkan pada warna, bobot, dan aroma. Kualitas gaharu secara umum bisa dilihat secara langsung dari warna artinya semakin gelap gaharu dan merata warna gaharu menandakan kualitas semmakin baik dimana warna lebih tua menandakan kandungan damar semakin tinggi.

 

Budidaya gaharu relatif mudah, akan tetapi perlu diusahakan bagaimana menghasilkan gaharu dengan kualitas yang baik sehingga memiliki nilai jual tinggi. Ekologi tempat tumbuh pohon penghasil gaharu berupa, kelembaban, intensitas cahaya yang masuk kelantai hutan, sangat berpengaruh sehingga menjadi dasar untuk menentukan kesesuaian tumbuh dalam upaya pembudidayaan pohon penghasil gaharu. Pembentukan gaharu dapat terjadi secara alami atau dilakukan proses infeksi buatan.

Salah satu jenis tanaman penghasil gaharu adalah jenis gyrinops versteegii. Menurut betrianigrum (2009 cit.Gilg 1932) taksanomi gaharu jenis grynops versteegii. Gilg sebagai berikut :

Kingdom       : Plantea

Devisi            :Spermatophya 

Sub-Devisi    :Dicotyledone 

Sub Class      :Magnoliopsida 

Family           : Thymelaeaceae

Genus            :Grynops 

Species          :Gyrinops versteegii 

 

Morfologi gaharu jenis gyrinops versteegii. Gilg ini merupakan salah satu jenis tanaman penghasil gaharu yang mempunyai bentuk pohon ciri dan sifat morfologinya hampir sama dengan kelompok anggota familythymeleaecea lainnya, hal ini dilihat dari bentuk daun, buah dan batangnya. Gaharu jenis gyrinops memiliki batang yang lonjong memanjang, hijau tua, tepi daun merata, ujung meruncing, panjang sekitar 8 cm lebar 5-6 cm. Buah berwarna kuning-kemerahan dengan bentuk lonjong. Batang gaharu jenis gyrinops berwarna abu kecoklatan, banyak cabang, tinggi pohon dapat mencapai 30 m dan berdiameter sekitar 50 cm (Sumarna,2012).

Di indonesia sebaran tumbuh pohon penghasil gaharu dijumpai di wilayah hutan Jawa, Sumatera, Sulawesi,  Maluku, Irian Jaya dan Nusa Tenggara. Pohon penghasil gaharu dapat tumbuh ketinggian 0-2.400 mdpl, selain itu iklim yang cocok untuk pertumbuhan gaharu yaitu pada daerah yang beriklim panas dengansuhu antara 28 C-34  C, dengan kelembaban sekitar 80% dan bercurah hujan antara 1.000-2.000 mm/th. 

Lahan tempat tumbuh pada berbagai variasi kondisi srtuktur dan tekstur tanah, baik pada lahansubur, sedang hingga lahan margijal. Gaharu dapat dijumpai pasa ekosisitemhutan rawa, gambut, hutan daratan rendah atau hutan pegunungan, bahkan dijumpai pada lahan berpasir berbatu yang ekstrim (Sumarna, 2012).

Hampir semua bagian tanaman gaharu bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi, daun dan buahnya digunakan sebagia bahan baku pengganti teh yang berkhasiat sebagai obat malaria. Selain itu, pohon gaharu juga berfungsi sebagai kenservasi tanah dan air karena memiliki tajuk yang rapat dan sistem perakaran yang dalam.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Caracteriztic of Aspergillus niger

Caracteriztic of Aspergillus oryzae

Bacillus polymyxa